Rabu, 16 November 2011

Pengaruh Keluarga Dan Rumah Tangga

Keributan rumah tangga kerap berujung dengan vonis perceraian. Hindari kata cerai, karena perkawinan sebenarnya bisa utuh jika pasangan tidak egois dan selalu memecahkan persoalan secara bersama-sama. Komitmen untuk menikah dan mempertahankan keutuhan rumah tangga bukan sesuatu hal yang menyeramkan. Hanya perlu kerja sama yang baik antar pasangan untuk mengarunginya hingga kakek-nenek.

Berikut 9 cara terbaik untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga sehingga tidak ada pikiran untuk pisah ranjang seperti dikutip dari Health, 22 Juli 2009.
1. Perhatikan Lingkar Pinggang
Setelah menikah adalah saatnya untuk bersantai dan meninggalkan olahraga, benarkah begitu? Jawabannya adalah salah. Karena setelah menikah kemungkinan berat badan akan naik sebesar 37%. Makan dengan ditemani seseorang bisa meningkatkan nafsu makan orang sebesar 33%. Sebaiknya rencanakanlah untuk melakukan olahraga bersama dengan pasangan, selain bisa menyehatkan badan juga bisa meningkatkan intensitas pertemuan dengan pasangan.
2. Memiliki Rencana Keuangan
Hampir 40% orang yang menikah mengakui telah membohongi pasangannya mengenai pengeluaran keuangannya. Untuk itu rencanakanlah keuangan keluarga sejak awal mengenai pengeluaran tagihan, budget dan hal-hal yang dibutuhkan untuk keluarga. Uang bisa memicu pertengkaran dalam rumah tangga, maka diperlukan transparansi keuangan.
3. Pikirkan tentang peraturan keluarga
Pasangan baru biasanya menghabiskan 5-10 tahun perkawinan dengan memikirkan bagaimana mengatur keluarga dan sering berbeda pendapat mengenai waktu pengasuhan anak. Jika salah satu orang tua ada yang bekerja maka buatlah waktu giliran untuk menjaga anak di malam hari. Penting pula bagi sebuah keluarga untuk duduk makan malam bersama sebagai keluarga. Karenanya, meskipun sepele namun, pengaturan dalam keluarga penting untuk menghindari miskomunikasi antar orang tua.
4. Jadikan seks sebagai prioritas bukan pekerjaan yang membosankan
Rata-rata pasangan yang telah menikah melakukan seks 58 kali per tahun, atau sedikitnya lebih dari satu minggu sekali. Dan menurut penelitian ditemukan bahwa 90% dari pasangan mengalami penurunan kepuasan perkawinan setelah kelahiran anak pertama. Karena itu jadikanlah seks sebagai prioritas dengan membuat ide-ide atau metode baru agar tidak menjadi bosan.

5. Fleksibel
Kadang rumah tangga mengalami masa-masa resesi keuangan, namun janganlah dijadikan suatu masalah yang besar. Buatlah sefleksibel mungkin, sehingga bisa dipikirkan bagaimana solusi yang baiknya.
6. Tetap aktif di usiamu
Cobalah menemukan cara-cara baru untuk tetap aktif. Sebuah studi menunjukkan bahwa pasangan yang sering pergi bersama dan menghabiskan waktu bersama memiliki kehidupan seks yang lebih baik. Buatlah rencana untuk melakukan kegiatan bersama seperti piknik, lari bersama, bermain tenis atau yang lainnya.
7. Mengobrollah dengan teman
Mengobrol dengan teman saat masalah besar datang sangat berguna, meskipun banyak orang yang menilai sangat pribadi untuk membicarakan masalah keluarganya. Namun, dapat dirasakan manfaatnya ketika orang yang dipercaya pernah mengalami hal yang sama dan berhasil mengatasinya. Tidak selalu mengobrol dengan teman memberikan efek yang buruk.
8. Berbicaralah sebagai pasangan
Jika ada suatu masalah maka bicarakanlah sebagai pasangan. Dan gunakan akal sehat serta jangan terpancing oleh emosi.
9. Jadilah perawat yang sabar.
Untuk bisa mempertahankan keluarga diperlukan kesabaran dan keuletan. Jadilah, perawat yang sabar dalam mengurusi segala macam hal yang berhubungan dengan keluarga.

Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku

1. Mengapa memahami perilaku sangat penting?
Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan bantuan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu fisiologi, mempelajari tingkah laku manusia, dengan menitik beratkan sifat-sifat yang khas dari organ-organ dan sel-sel yang ada dalam tubuh. Sedangkan sosiologi, mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku dan perbuatan manusia dengan menitik beratkan pada masyarakat dan kelompok sosial sebagai satu kesatuan, dan melihat individu sebagai bagian dari kelompok masyarakat ( keluarga, kelompok sosial, kerabat, clan, suku, ras, bangsa). Di antara dua kelompok ilmu pengetahuan ini berdiri psikologi, yang membidangi individu dengan segala bentuk aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan kerja selama hidupnya (Kartini, K., 1980). Selanjutnya Kartini menyatakan, bahwa fisiologi memberikan penjelasan mengenai macam-macam tingkah laku lahiriah, yang sifatnya jasmani. Sedangkan manusia merupakan satu totalitas jasmani-rohani. Psikologi mempelajari bentuk tingkah laku (perbuatan, aktivitas) individu dalam relasinya dengan lingkungannya.
Dari pemahaman diatas, terlihat bahwa betapa mempelajari sikap dan perilaku manusia sangat penting, agar tercipta hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya.

2. Faktor-faktor lingkungan terhadap perkembangan emosi
Manusia mempunyai kemampuan yang besar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keadaan mental maupun emosionil dari seorang ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan anak yang dikandungnya. Keadaan tegangan yang akut maupun kronis dapat merambat melalui sistem hormonal ke plasenta. Efek ini dapat bersifat sementara, tetapi mungkin juga mempunyai pengaruh yang lama (Anna, Sidharta, Brouwer, 1980).
Mengapa orang tua sering menganjurkan agar wanita hamil megusahakan ketenangan, dengan lebih banyak berdoa dan sholat, hal ini dimaksudkan agar sang bayi lahir selamat dan menjadi anak yang baik dalam kehidupan selanjutnya. Banyak juga yang mulai melatih diri dengan mendengarkan musik, dan wanita hamil harus selalu rajin membersihkan badan, yang hal-hal ini dipercaya dapat mempengaruhi sifat/karakteristik bayi nantinya.
Sampai dengan anak beranjak dewasa, orangtua tetap harus dapat memberikan pendampingan dan ketenangan pada anak, karena secara langsung anak akan belajar dari orang tua, bagaimana orangtua menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ketenangan orangtua dalam menyelesaikan masalah akan mengesankan si anak, dan kemudian si anak akan mencoba melakukan hal yang sama jika menghadapi masalah serupa.

Dari sekeliling kita, dapat dilihat bahwa anak-anak yang dibesarkan dari ayah ibu yang penuh kasih sayang, akan menjadi anak yang lebih baik dari kematangan emosi, dibanding dengan anak yang dibesarkan dari keluarga berantakan.

Apakah pendidikan dan faktor lingkungan dapat memperbaiki tingkah laku?
Jawabannya adalah ya, karena apabila sejak anak dalam kandungan orangtua telah berperilaku baik, dilanjutkan dengan pendidikan yang sesuai, serta mempunyai pengaruh lingkungan yang baik, maka diharapkan si anak akan nyaman berada pada pengaruh faktor lingkungan yang baik ini. Faktor lingkungan apa yang baik? Hal ini bisa diperdebatkan. Dalam suatu diskusi dengan seorang teman, dia menyatakan bahwa anaknya berperilaku baik, santun, namun menurutnya anaknya terlalu steril. Mengapa demikian? Karena sejak lahir, si anak tumbuh dalam lingkungan kompleks perumahan yang dijaga satpam 24 jam, karena orangtuanya mendapatkan fasilitas rumah dinas. Hal ini berbeda dengan si ayah, yang merupakan ”anak kolong”. Si ayah berani memanjat, mendapat banyak luka di kaki dan tangan….sedang si anak kulitnya mulus, walaupun anak tersebut tidak ada celanya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sifat dan perilaku anak.

3. Apakah faktor genetik mempengaruhi tingkah laku?
a. Faktor genetik mempengaruhi beberapa karakteristik sifat anak.
Misalkan ayah (AaBb) menikah dengan ibu (XxYy)
A = tinggi ; a = besar ; B=berambut hitam lurus ; b = kulit kuning langsat
X = sedang; x = mungil ;Y= berambut ikal ; y = kulit sawo matang
Apabila ayah dan ibu dengan karakteristik di atas menikah, maka peluang anak yang akan dilahirkan mempunyai berbagai karakteristik/sifat, yang merupakan paduan karakteristik/sifat ayah dan ibu tersebut.
Misalkan:
Anak ke-1 : berbadan tinggi, besar, berkulit sawo matang dan berambut ikal.
Anak ke-2 : berbadan sedang, mungil, berambut hitam lurus, berkulit sawo matang.
A dan B akan menghasilkan 16 macam peluang sifat, yang merupakan perpaduan dari AaBb dan XxYy.

Dari tulisan Beben, B (2007), penelitian di bidang genetika saat ini tidak hanya tentang sejauh mana faktor genetik mempengaruhi tingkah laku tertentu, tetapi sudah sampai pada tahap identifikasi gen-gen yang mempengaruhinya. Selanjutnya Beben menjelaskan bahwa, bukan hanya masalah kecerdasan (IQ), tingkah laku atau sifat-sifat lainnya juga ternyata sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, seperti: kepribadian, kecanduan terhadap alkohol, neurotism/ketidakstabilan mental, penyakit kejiwaan (alzheimer, schizoprenia), dan lain-lain, yang hampir semuanya dipengaruhi oleh susunan DNA. Hasil penelitian terhadap tingkah laku selain dipengaruhi oleh lingkungan, juga dipengaruhi oleh faktor genetis.
Beben juga menjelaskaan, untuk mengukur sejauh mana faktor genetik mempengaruhi suatu sifat, ahli genetika menggunakan konsep heritabilitas, suatu besaran untuk menduga sejauh mana variasi/perbedaan antar individu pada suatu sifat tertentu dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor-faktor selain faktor genetik biasanya disebut faktor lingkungan. Hal ini termasuk kondisi selama dalam kandungan (pre natal, lingkungan keluarga, nutrisi, pendidikan, kelas sosial, pergaulan dan lain-lain.
Penting untuk dicamkan, bahwa konsep heritabilitas ini adalah properti suatu sifat/karakter dalam suatu populasi, bukan pada seorang individu. Jadi, heritabilitas ini tidak bisa dipakai untuk memprediksi pengaruh genetik pada seorang individu, melainkan memprediksi perbedaan antar individu pada suatu populasi.
Hasil penelitian diberbagai jurnal ilmiah, seperti American Journal of Human Genetics, Behavior Genetics dan Twin Research and Human Genetics menyimpulkan bahwa antara 30-60% variasi pada berbagai tingkah laku manusia dipengaruhi oleh faktor genetik. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keturunan hampir sama pentingnya dengan faktor lingkungan dalam mempengaruhi berbagai karakteristik manusia (Beben, 2007).
Beben B., juga menyatakan bahwa, untuk perkembangan ilmu pengetahuan, tujuan utama dari penelitian genetika tingkah laku adalah identifikasi gen-gen yang membuat berbagai karakteristik/sifat manusia. Apabila gen-gen yang mempengaruhi berbagai kelainan tingkah laku seperti penyakit alzheimer dan autisme berhasil diidentifikasi, maka diagnosis dini berdasarkan DNA akan sangat memudahkan pengobatan dikemudian hari. Selain itu, dengan memahami mekanisme fisiologi dan biokimia suatu kelainan tingkah laku, maka diharapkan pencarian obat-obatan dan terapi untuk kelainan-kelainan tsb bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.

4. Bagaimana cara menilai sikap dan perilaku anak buah
Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan juga sangat berkepentingan, dan aspek sikap dan perilaku merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh calon karyawan/pimpinannya. Bahkan di beberapa perusahaan, telah dibentuk assessment center, yang bertugas antara lain untuk melakukan penilaian kompetensi melalui observasi perilaku. Kemampuan untuk menilai kompetensi ini juga harus dimiliki oleh para officer, untuk melakukan penilaian para anak buahnya.
Kompetensi dapat digambarkan seperti gunung es, yaitu: a) Kompetensi Teknis (ketampilan & pengetahuan), atau disebut hard skill, yang lebih mudah dilihat. b) Kompetensi perilaku atau disebut soft skill, yang lebih sulit dilihat. Umumnya kompetensi perilaku menjadi lebih penting daripada kompetensi teknis, untuk melakukan pekerjaan yang lebih kompleks. Hal ini disebabkan, dengan personal karakteristik (intensi yang baik), maka akan ditunjukkan oleh perilakunya, dan akan menghasilkan job performance yang lebih baik.
Prinsip dalam menilai perilaku, bahwa observasi perilaku adalah hanya pada perilaku yang sudah ditunjukkan anak buah dalam bekerja, dan bukan perilaku yang akan ditunjukkan, serta bukan ketrampilan/pengetahuan/prestasi kerja.
Perilaku anak buah bisa berupa: pemikiran, perkataan, atau tindakan yang dilakukan. Di dalam melakukan observasi perilaku bawahan, harus ada komitmen bahwa: a) Melakukan observasi secara obyektif. B) Mencatat perilaku dari hasil observasi secara akurat.c) Melakukan observasi selama periode penilaian secara kontinyu (bukan diakhir periode penilaian saja).

Apa yang dicatat?
Perilaku yang dicatat hanya yang terdapat pada bukti perilaku yang bersifat codable, yaitu bukti yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Pelakunya adalah anak buah yang akan dinilai
• Perilaku tersebut sudah ditunjukkan atau sudah terjadi (peristiwa masa lalu)
• Pada situasi yang spesifik (bukan generalisasi)
• Perilaku tersebut detil/terinci (tindakan, pemikiran, perkataan)
•Jelas intensi atau niat dari anak buah tersebut dalam melakukan perilaku dimaksud.
Dengan dilakukan observasi perilaku, diharapkan para karyawan melakukan tugasnya dengan lebih baik, sehingga akan memperoleh job performance yang lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan produkstivitas kerja. Penilaian ini harus dilakukan secara transparan, sehingga baik atasan maupun anak buah mempunyai pemahaman yang sama, serta didasarkan atas bukti perilaku yang ada.


Sumber data:
a) Kartini Kratono, Dra. Psikologi umum. Yayasan Penerbit Kosgoro. Jakarta, 1980.
b) Anna Alisyahbana, M.Sidharta dan M.A.W. Brouwer. Menuju Kesejahteraan Jiwa. Penerbit PT Gramedia. Jakarta, 1980.
c) Beben Benyamin. Apakah karakter kita tercatat diuntaian DNA? Peneliti post doctoral di Queensland Institute of Medical Research, Australia. Makalah ini dibawakan pada seminar akademik University of Queensland Indonesian Student Association (UQISA), Brisbane, 30 Maret 2007
d) Pelatihan Penilaian Kompetensi melalui observasi Perilaku. Implement, People Management Consultant. Jakarta, 2005.





Artikel ini mengalami perubahan sesuai dengan korespondensi dengan Beben Benyamin dan Kunderemp untuk menghindari plagiarisme.

Sikaf Motivasi

MOTIVASI KONSUMEN
Motivasi merupakan dorongan/tenaga pendorong pada diri individu/seseorang untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi.
Secara umum, kebutuhan manusia sebagai individu terbagi menjadi dua, kebutuhan dasar dan kebutuhan perolehan.
Semua prilaku individu yang didorong motivasi-motivasi tersebut, dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil yang diinginkan inilah yang disebut sebagai sasaran.
Pemilihan ssasaran , bagi setiap individu berbeda satu sama lai, tergantung beberapa hal yakni,
Pengalaman pribadi
Kemampuan fisik
Norma dan nilai yang berlaku
Kemudahan mencapai sasaran

Dan dalam prakteknya, terdapat keterkaitan antara kebutuhan dan sasaran tersebut. Walaupun pada kenyataannya pula, kesadaran orang akan “sasaran” cenderung kurang, isbanding kesadarannya akan “kebutuhan”. Orang cenderung lebih menyadari kebutuhan dasarnya/fisiologis ketimbang kebutuhan perolehan/psikologis.
Sebagai contoh, seorang politisi mungkin tidak menyadari betapa tingginya kebutuhannnya akan “kekuasan”, tapi ia secara rutin aktiv dalam pemilihan jabatan tertentu dalam pemerintahan.

Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian Dan Konsumsi

PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu diberi arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan.
Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia
2. kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar, dan
3. kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
1.1 Kebudayaan dalam pandangan sosiologi:
Para sosiolog mendefinisikan kebudayaan Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam masyaralat mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
1. Keseluruhan (total) atau pengorganisasian way of life termasuk nilai-nilai, norma-norma, institusi, dan artifak yang dialihkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui proses belajar (Dictionary of Modern Sociology).
2. Francis Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah :
- Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi social
- Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.

3. Bounded et.al (1989), kebudayaan. adalah sesuatu yang terbentuk oleh Pengembangan dah transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya symbol bahasa sebagai rangkaian simbol. yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pernerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
4. Mitchell (ed) dalam Dictionary of Soriblogy mengemukakan, kebudayaan adalah sebagian dari perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia (dan produk yang dihasilkan manusia) yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal.

1.2 Kebudayaan Dalam Pandangan Antropologi
Berdasarkan. Encyclopedia of Sociology, kebudayaan menurut para antropolog diperkenalkan Pada abad 19. Gagasan ini Pertama. kali muncul di zaman renaisans untuk menggarnbarkan adat istiadat, kepercayaan, bentuk-bentuk sosial, dan bahasa-bahasa Eropa. di masa. silam yang berbeda dengan masa kini. Periode kedua dari kebudayaan terjadi tatkala konsep ini mulai mendapat pengakuan bahwa kini manusia itu berbeda-beda berdasarkan wilayah diatas muka bumi, variasi itu diperkuat oleh bahasa yang mereka gunakan, ritual yang mereka praktekan serta berdasarkan jenis-jenis masyarakat di mana mereka tinggal.
1. Malinowski mengatakan bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek fundamental, kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem adat istiadat.
2. Kebudayaan adalah perilaku yang dipelajari, seorang tidak dapat dilahirkan dengan tanpa kebudayaan, kebudayaan itu bersifat universal, setiap manusia memiliki kebudayaan yang dia peroleh melalui usaha sekurang-kurangnya melalui belajar secara biologis. Kebudayaan merupakan “jumlah” dari seluruh sikap, adat istiadat, dan kepercayaan yang membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain, kebudayaan ditransmisikan melalui bahasa, objek material, ritual, institusi (milsanya sekolah), dan kesenian, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. (Dictionary of Cultural Literacy).

2. TEMPAT SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
(1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul;
(2) Moralitas, diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
(3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut.
(4) Penghargaan dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik.
(5) Tanggung jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.

3. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
3.1. Model perilaku konsumen
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar: Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran yang dilancarkan perusahaan? Perusahaan benar−benar memahami bagaimana konsumen akan memberi responterhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan besar atas pesaing.
3.2. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

3.2.1. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri.
3.2.2. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.
3.2.3. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru
masyarakat.Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
3.2.4. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
4. DAMPAK NILAI – NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
4.1. Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
4.2. Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang
Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.
4.3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
5. PERUBAHAN NILAI
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
1. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
2. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
3. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.
5.1. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman.
5.2. Individual/kolektif
Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif dinegara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina.
5.3. Usia muda/tua
Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya.
5.4. Luas/batasan keluarga
Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli. Begitu juga para orang dewasa muda di Thailand yang hidup sendiri diluar dari orang tua atau keluarga mereka. Tetapi ketergantungan dalam membeli masih dipengaruhi oleh orang tua maupun keluarga mereka. Yang lain halnya di India, sesuatu hal yang akan dibeli diputuskan bersama-sama dalam satu keluarga yaitu seperti diskusi keluarga diantara mereka.

PERILAKU KONSUMEN

Studi perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran yang terpisah dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa para konsumen tidak selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti yang dikemukakan dalam teori pemasaran. Studi mengenai perilaku konsumen memungkinkan para pemasar memehami dan meramalkan perilaku konsumen di pasar. Faktor-faktor lain yang menyumbang berkembangnya minat terhadap perilaku konsumen adalah tingkat percepatan pengembangan produk baru, pergerakan konsumen, kepedulian terhadap kebijakan publik, kepedulian terhadap lingkungan dan pembukaan pasar-pasar nasional di seluruh dunia.

KONSEP PEMASARAN
Fokus pemasaran yang utama adalah menjadikan kebutuhan dan keinginan para konsumen. Filsafat pemasaran yang berorientasi ke konsumen dikenal sebagai konsep pemasaran. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran adalah jika perusahaan ingin meraih sukses maka perusahaan harus menentukan kebutuhan dan keinginan berbagai target pasar tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik dari pada pesaing. Konsep pemasaran didasarkan pada dasar pemikiran bahwa pemasar harus membuat apa yang dapat dijualnya, dari pada berusaha menjual apa yang telah dibuatnya. Konsep penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan konsep pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli.

RUANG LINGKUP PERILAKU KONSUMEN
Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu membuang produk. Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya.

PERILAKU KONSUMEN BERAKAR PADA LINTAS DI SIPLIN ILMU PENGETAHUAN
Perilaku konsumen merupakan cabang antar ilmu pengetahuan, yaitu didasarkan pada berbagai konsep mengenai orang yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan dalam disiplin ilmu yang sangat berbeda. Teori-teori awal mengenai perilaku konsumen didasarkan pada teori ekonomi, dengan pendapat bahwa individu bertindak sacara rasional untuk memaksimumkan kekayaan, keuntungan (kepuasan) mereka dalam memberi barang dan jasa.

MODEL SEDERHANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun memiliki hubungan satu sama lain diantaranya:
1) Tahap Input
Merupakan tahap yang mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama, yaitu:
Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosi dan dimana ia dijual),
Pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal). Hal ini merupakan input yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli.
2) Tahap Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
3) Tahap Output
Merupakan pengambilan konsumen terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat dengan perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli. Percobaan merupakan tahap penyelidikan pada perilaku pembelian, yakni konsumen menilai produk melalui pemakaian langsung pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk.


ETIKA PEMASARAN
Penilitian-penelitian mengenai etika pemasaran biasanya memusatkan perhatian pada berbagai praktik pemasar. Studi mengenai filsafat etika mengemukakan dua kelompok teori yang berbeda yaitu:
Teori Teleologi, berkaitan dengan nilai moral atas perilaku yang ditentukan besarnya nilai tersebut berdasarkan akibatnya.
Teori Deontologi, berhubungan dengan metode dan maksud yang terkandung dalam perilaku tertentu.
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Lingkungan perusahaan dan falsafah perusahaan merupakan faktor yang menentukan perilaku yang etis para karyawan perusahaan. Banyak perusahaan yang telah menyusun kode etik yang jelas untuk menentukan cara pengambilan keputusan di seluruh organisasi.
Perusahaan pada umumnya mengakui bahwa kegiatan yang bertanggung jawab secara sosial memperbaiki citra perusahaan dimata para konsumen, pemegang saham, masyarakat keuangan, dan publik terkait lainnya. Dengan cara demikian, bentuk bisnis yang baik, yang menghasilkan citra yang baik, dan akhirnya meningkatkan penjulan.

KONSEP PEMASARAN YANG MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
Konsep ini menghendaki agar semua pemasar menaati prinsi-prinsip tanggung jawab sosial dalam memasarkan barang dan jasa mereka yaitu, mereka harus berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan berbagai pasar targetnya dengan cara melindunginya dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.
Hambatan yang serius untuk memperluas pelaksanaan konsep pemasaran yang memperhatikan kepentingan masyarakat ini adalah orientasi jangka pendek yang diatur oleh para manajer bisnis atas langkah yang diambil untuk meningkatkan pangsa pasar dan memperoleh laba dengan cepat.





Daftar Pustaka:
Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behaviour, 9th ed. New Jersey, Pearson Prentice Hall.

Diposkan oleh donsantosa di 10:01
Label: PERILAKU KONSUMEN

PENGARUH SITUASI ( Perilaku Konsumen )

Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :

Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

PENGARUH INDIVIDU ( Perilaku Konsumen )

A. Environmental Influences on Consumer Behavior
1. Pengaruh Personal ( Inividu )
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang empengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok social
2. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
3. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” (p.3).
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” (p.5).
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.

c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

sifat dari perilaku konsumen yaitu:
1. Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.
2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.
3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.

B. Individual Determinants of Consumer Behavior
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.



Labels: Manajemen Pemasaran

Minggu, 30 Oktober 2011

Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

KONSEP PERILAKU KONSUMEN

Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif

Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
(1) Barang,
(2) Harga,
(3) Periklanan dan
(4) Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.


PERILAKU KONSUMEN
Dari pengertian perilaku konsumen pada bahasan sebelumnya, ada dua elemen penting yaitu elemen proses pengambilan keputusan dan elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan serta menggunakan barang dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.

KEPUTUSAN PEMBELIAN
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.

Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:

1. Pengenalan Masalah
Mmerupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.

2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.

3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.

4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.









Referensi

Anonim. Teori Perilaku Konsumen. digilib.petra.ac.id. Diakses 18 Agustus 2008.

Hamidah. Perilaku Konsumen Dan Tindakan Pemasaran. library.usu.ac.id. Diakses 18 Agustus 2008.

Wijayanti, Ani S. Pentingnya Perilaku Konsumen Dalam Menciptakan Iklan Yang Efektif . puslit.petra.ac.id. Diakses 18 Agustus 2008

(Demografi)

Ilmu Kependudukan (Demografi)

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. (wikipedia)

A. Definisi :
Demografi berasal dari Bahasa Yunani
Demos : Rakyat , Grafein : Menulis
Demografi = tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu kependudukan)
1. Menurut Donald J Boque :
Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
2. Philip M. Hauser dan Duddley Duncan
Ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas social.
3. Lain-lain
Ilmu yg mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah




B. Variabel utama demografi
Kelahiran (natalitas)
Kematian (death/mortalitas)
Migrasi (perpindahan)

Ketiga Variabel ini akan mempengaruhi keadaan dan komposisi penduduk (umur dan jenis kelamin).

C. Ruang Lingkup :
Kuantitatif dan kualitatif
Unsur-unsur demografi
Teknik menghitung data kependudukan
Data demografi pengukuran, teknik dan analisa serta konsekuensi
Interdisciplinary science (ekonomi, geografi, psychologi, politik dsb)

D. Sumber data kependudukan :
1. Sensus Penduduk (SP).
Indonesia telah melakukan sesus pada tahun ’71, ’80, ’90, dan 2000 (SP71, SP80, SP90, dan SP2000)
Survey penduduk, yaitu diataranya :
- SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) pada tahun 1985 dan 1995.
- Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
- SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga)
- SDKI (Survei demografi dan Kesehatan Indonesia)


2. Registrasi Penduduk, misalnya : Akte Kelahiran, Akta Nikah, Pembuatan KTP.
Seiring dengan waktu untuk mengetahui keadaan penduduk mengalami perubahan. Info kependudukan berkaitan dengan keakuratan data, data kependudukan yang tidak akurat menyebabkan informasi yang dihasilkan salah. Padahal data tersebut digunakan sebagai perencanaan pembangunan.

E. Dinamika penduduk :
Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi
• Kekuatan menambah (dorong/push) : kelahiran, imigrasi
• Kekuatan mengurangi (tarik/pull) : kematian, emigrasi

F. Laju pertumbuhan penduduk
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu.Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi.
Pengukuran laju pertumbuhan penduduk yaitu :
Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami)
Pt = Po + ( B – D) + (Mi – Mo)
Pertumbuhan Geometri
Pt = Po. (1+r) n
Pertumbuhan Eksponential
Pt = Po. e r. n


Keterangan :
- Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya (P=population)
- Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (awal)
- B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut (B=Birth)
- D : Jumlah kematian yang terjadi pada jangka (Death=mati)
- Mi : migrasi masuk pada jangka waktu yang sama (M=migration)
- Mo :migrasi keluar pada jangka waktu yang sama
- r : angka pertumbuhan penduduk (r=rate)
- n : lamanya waktu antara Po dengan Pt (n=number)
- e : angka eksponential = 2,71828 (e=eksponential/pangkat)

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor demografi
1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate
2. Angka kematian, mortalitas/death rate.
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)

G. Ukuran-ukuran dasar demografi
Rate = Angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit tertentu dalam populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat. Besarnya Rate =A/B x Konstanta (K). Contoh : Morbidity rate, Mortality rate, Natality rate)
Rasio / Ratio = Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian. Besarnya rasio =A/B
Proporsi = Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut (denominator) dimana Numerator termasuk/bagian dari denominator, dengan satuan %. Proporsi =A/(A+B) x 100
Rata-rata = Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan yang didapat kemudian dibagi banyaknya pengamatan yang ada.
Frekuensi = Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas/suatu kegiatan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
Cakupan = Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu terget kegiatan yang ditentukan pada periode tertentu.

H. Ukuran-ukuran demografi
1. Fertilitas :
Yaitu Kemampuan riil seseorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.
Ukuran fertilitas yaitu :
a. Crude Birth Rate = (Jumlah lahir hidup setahun : Populasi 1 Juli) x 100
b. Age Spesific Fertility Rate = (Jumlah lahir hidup wanita usia ttt : Jumlah wanita dengan usia ttt) x 1000
c. General Fertility Rate = Jumlah lahir hidup setahun : Jumlah wanita dalam “masa mampu hamil”) x 100
Masa mampu lahir = 15 – 44 th

2. Mortalitas / angka kematian
a. Crude Death Rate
Jumlah kelahiran hidup/tahun x 1000
Jumlah penduduk pertengahan th (1 Juli)
b. Age Spesific Death Rate (angka kematian usia tertentu)
Jumlah kematian oleh golongan usia ttt per th x 1000
Jumlah pddk gol usia yg bersangkutan pd pertengahan th (1 Juli)

I. MIGRASI
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, yaitu :
Urbanisasi , Transmigrasi
Migrasi internal, yaitu Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu negara . Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal disebut migrasi keluar/emigrasi ,sedangkan masuknya penduduk kesuatu daerah tujuan disebut migrasi masuk./imigrasi Migrasi ini ada 2 macam :
1. Migrasi Bruto = Jumlah migrasi masuk dan keluar dalam suatu daerah atau negara.
Angka Migrasi Bruto yakni Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun (1 Juli)
Rumus : Jumlah migran masuk + migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000
2. Migrasi Neto = Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi masuk lebih besar dari pada migrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya.
Angka Migrasi Neto yakni Angka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun .
Rumus : Jumlah migran masuk – migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000




J. PIRAMIDA PENDUDUK
Komposisi penduduk perlu diketahui untuk berbagai hal antara lain :
Untuk mengetahui sumber daya manusia yang tersedia atas dasar usia maupun jenis kelamin
Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan
Untuk studi komparatif antar daerah
Untuk mengetahui proses demografi
Komposisi umur dan jenis kelamin paling penting karena tidak hanya diketahui keadaan penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan sosial. Dengan mengetahui susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, maka dapat diketahui kemungkinan bertambahnya penduduk di masa yang akan datang.

Model Piramida
Jenis Penduduk / Jenis Piramida
CIRI = MUDA ;TETAP ;TUA
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) = Tinggi ;Tidak Tinggi ;Menurun sangat pesat
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) = Rendah ;Rendah ;Sangat kecil
Bentuk
Model Piramida penduduk Muda contohnya adalah Indonesia, India, Filipina, Brazili. Piramida penduduk Muda biasanya pada negara-negara berkembang.
Model piramida penduduk Tetap contohnya : Belanda, Swedia, Australia.
Model Piramida penduduk Tua contohnya adalah Jerman, Belgia, Swiss, Spanyol.
Untuk menentukan kategori suatu penduduk, apakah termasuk tua atau muda dapat dipakai usia median ataupun persentase jumlah penduduk di beberapa kelompok usia sebagai berikut :



Kriteria Penduduk Tua Penduduk Menengah Penduduk Muda
Kelompok Umur
0 -14 th £ 30 % Diantara Tua dan Muda > 40%
15 – 64 th > 60% £ 55%
65 + th >10 % £ 5%
Umur median > 30 th £ 20 th
Berdasarkan piramida penduduk, kita dapat membuat perbandingan berbagai karakteristik penduduk menurut Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) dan Sex Ratio (Rasio jenis kelamin).
Dependency Ratio
Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.
d.r = ( P 0-14) + (P65+) x K
dibagi (P15-64)

Keterangan :
d.r = dependency ratio
p = jumlah populasi usia tertentu
k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)

Sex Ratio
Sex ratio digunakan untuk mengukur komposisi jenis kelamin.
Sex Ratio = S penduduk laki-laki x 100 dibagi S penduduk perempuan




PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :
1. Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa – sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
2. Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar.
3. Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
4. Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.
5. Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius
6. Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi















Sumber: http://www.adipedia.com/2011/04/mengenal-ilmu-kependudukan-demografi.html

Pemasaran Global

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya atas rahmat, berkah dan hidayah-Nya pula penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah “Public Relation (including event) Mc Donald’s”. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Global.
Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan semua pihak yang telah membantu, dan tidak lupa kepada orang tua yang telah memberi dukungan serta semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah “Public Relation (including event) Mc Donald’s” ini kami susun dan persembahkan kepada Dosen Manajemen Pemasaran Global yaitu Ibu DR.VANESSA GAFFAR, SE.AK,MBA. yang ditujukan guna memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Global, penyusunan makalah ini juga kami maksudkan untuk memberi sedikit pengetahuan kepada kerabat dan teman-teman sekitar, sehingga teman-teman dan kerabat kami menjadi tahu dan atau mungkin lebih tahu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna kelengkapan serta kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin…


Jakarta, Oktober 2011

Penulis





DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah........................................................................ 1
1.3 Manfaat.......................................................................................................... 2
1.4 Metode .......................................................................................................... 2

BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Global................................................... 3
2.2 SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONONG (STP)................................... 5
2.3 PROMOTION.................................................................................................. 8
2.4 Pengertian Public Relation............................................................................ 11
2.5 Perusahaan Global “ PR/Event ”Profile McDomald’s.................................... 12

BAB III Study Kasus
3.1 Including event Mc Donald’s............................................................................14
3.2 Analisis............................................................................................................ 15
3.3 Tanggapan...................................................................................................... 16

BAB IV Kesimpulan................................................................................................ 17
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seperti kita ketahui salah satu cara perusahaan memperkenalkan produk yang dijualnya yaitu melalui promosi. Promosi tersebut biasanya dilakukan oleh pihak humas dari perusahaan tersebut. Kesuksesan promosi itu dapat dicapai dengan strategi yang terbaik yang telah dipersiapkan oleh bagian humas. Sehingga peran serta humas dalam suatu perusahaan sangat berarti dalam proses promosi suatu perusahaan.
Perusahaan makanan siap saji semakin marak dimana-mana, kita ambil contoh Mc Donald’s. Seperti yang telah kita ketahui Mc Donald’s telah dikenal semua orang di dunia. Hal ini tidak lain merupakan kesuksesan yang dicapai oleh bantuan pihak humas dari Mc Donald’s.
Guna menghasilkan penerus bangsa yang unggul dan berjiwa sosial yang bagus sehingga menjadi orang yang sukses diperlukan keaktifan para mahasiswa dalam memahami bidang kajian ilmu sejak dini, seperti halnya pada kali ini tugas mengenai public relation Mc Donald’s dalam Manajemen Pemasaran Global berguna agar mahasiswa memahami lebih dalam tentang “Manajemen Pemasaran Global” yang dikerjakan secara kelompok.
Dalam makalah ini saya hanya akan menyoroti mengenai pulic relation (including event) Mc Donald’s, yang menjadi ruang lingkup dalam Manajemen Pemasaran Global.
1.2 Tujuan
Kami membuat makalah ini dengan tujuan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Global sebagaimana makalah ini adalah tugas mengenai public relation Mc Donald’s. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut, makalah “Public Relation (including event) Mc Donald’s” ini juga kami maksudkan untuk memberi sedikit pengetahuan kepada kerabat dan teman-teman di sekitar tentang Manajemen Pemasaran Global.
1.3 Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi kita untuk mengetahui mengenai Public Relation(including event) Mc Donald’s, sehingga dengan mengetahui hal tersebut kami berharap kita menjadi seorang manager yang baik yang peduli akan perkembangan public relation dalam Manajemen Pemasaran Global.

1.4 Metode Penelitian
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mencari data dengan pencarian melalui internet, dan referensi lainnya.
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Global
Manajemen adalah proses mengelola dimana di dalamnya terdapat kegiatan merencanakan, mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi.
Manajemen pemasaran global adalah kegiatan perncanaan, pengelolaan, pengaturan, pengawasan, dan pengevaluasian terhadap komponen-komponen pemasaran suatu organisasi perusahaan yang melibatkan fungsi dan cakupan yang lebih luas lagi yaitu merambah dalam lingkup dunia. Proses ini berfokus pasa sumber daya manusia, uang, alam, dan asset-asset.
Prinsip pemasaearan global yaitu:
- costumer value
- value equation
- competitive (keunggulan diferensial)
Alasan suatu perusahaan melakukan global marketing adalah untuk mengejar pertumbuhan dan juga keuntungan yang lebih besar lagi, serta memperbanyak cabang produksi sehingga dapat melakukan portofolio dalam penanaman dan penambahan modal.
Dalam orientasi manajemen, kegiatan pemasaran global ini dibagi menjadi beberapa pola pikir yaitu langkah suatu perusahaan untuk menentukan proses selanjutnya yang akan diambil melalui :
1. etnosentris
yaitu pola pikir yang menganggap negaranya superior, menganggap selera Negara lain adalah sama, dan tidak melakukan studi pasar dalam hal pemasaran produk/jasanya.
2. polisentris
Yaitu menganggap setiap Negara adalah unik, setiap Negara memiliki perbedaan selera, dan perusahaan ini melakukan studi pasar dalam pemasaran produk/jasanya.
3. regiosentris
yaitu melihat wilayah pemasaran berdasarkan wilayah yang telah dikelompokkan berdasar wilayah terdekat yang biasanya memiliki banyak kemiripan.
4. geosentris
yaitu melihat pasar sebagai seluruh pelanggan dunia.
Jenis – jenis pemasaran global :
domestic marketing
export marketing
international marketing
multinational marketing
global / transnational marketing
Sistem Ekonomi dalam Manajemen Pemasaran Global
Market Capitalism
System ekonomi dimana individu dan perusahaan mengalokasikan sumber daya dan produksinya (dimiliki secara pribadi). Sedangkan tugas negara adalah memastikan terjadinya persaingan sehat serta melindungi konsumen.
Contohnya : AS, Amerika Utara, Eropa Barat
Centrally Planned Socialism
Suatu system ekonomi dimana pemerintah memiliki kekuasaan yang besar untuk melayani kebutuhan public.
Contohnya : Rusia, India, Uni Soviet
Centrally Planned Capitalism
Suatu system ekonomi dimana sumber daya digunakan secara intensive oleh pemerintah.
Contohnya ; Swedia, Cina
Market Socialism
Suatu system ekonomi dimana dalam satu negara terdapat beberapa aturan.
Contohnya : India, Cina
2.2 SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONONG (STP)
Dalam Pemasaran Global hendaknya suatu perusahaan menentukan suatu strategi, target dan posisi produknya di mata konsumen.
Global Segementing → suatu proses membagi pasar ke dalam sekelompok pelanggan yang memiliki perilaku yang sama / memiliki kebutuhan yang serupa.
Menurut Theodore Levitt (1980s) :
“ Konsumen di negara berbeda mencari yang variatif dan karenanya timbul segmen baru yang sama yang ada di pasar dunia.”
Dasar Segmentasi → factor-faktor yang mempengaruhi tuntutan atau respon pelanggan yang berbeda.
Dasar Segmentasi tersebut antara lain :
1. Segmen geografis : Segmen ini mempunyai keuntungan mudah dikunjungi karena lebih dekat sehingga ekonomis. Namun kerugiannya tidak menjamin daerah yang berdekatan memiliki kesamaan.
Contoh : Jepang dan Vietnam.
2. Segmen Demografis : Karakter populasi yang dapat diukur seperti usia, gender, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan.
Contoh : Coca-Cola, Sony, MTV target para remaja.
3. Segmen Psikografis : Melibatkan pengelompokkan perilaku nilai, gaya hidup dan kepribadian.
Contoh : Porsche Cars North Amerika diperuntukkan bagi lelaki 40 tahun ke atas dengan pendapatan $200.000 per tahun.
4. Segmen Psikografik :
a. Strivers (26%), kelompok umur rata-rata 31 tahun mengejar kesuksesan dan materi.
b. Achievers (22%), kelompok berlebihan materi, mobile, telah menemukan kesuksesan, mengutamakan kualitas.
c. Preasured (13%), kelompok wanita yang mengalami tekanan dalam hidup akan tetapi mempunyai keuntungan konstan.
d. Adapters (18%), kelompok usia lanjut yang menjaga nilai-nilai hidup.
e. Traditional (16%), kelompok di bawah adapters yang menjaga nilai-nilai sejarah, budaya, dan leluhurnya.
5. Segmen Perilaku : Fokus kepada seseorang membeli atau menggunakan suatu produk tertentu, seberapa sering dan seberapa banyak menggunakan produk tersebut (kejadian, manfaat, guna, sikap).
6. Segmen Manfaat : Fokus kepada persamaan nilai dimana pendekatan ini akan sukses dengan memiliki pemahaman superior terhadap masalah (dapat berguna dalam memecahkan masalah).
Global Targeting → Suatu kegiatan dalam mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang sudah teridentifikasi.
Kriteria Dasar Targeting :
1.Ukuran segmen dan potensi pertumbuhan
2.Kemungkinan akseptansi pasar
3.Struktur persaingan
4.Sesuai dan layak
5.Akses ke jaringan yang sudah ada
Kriteria seleksi Segmen Pasar Global
Tiga Kategori Dasar dalam Strategi Pasar Sasaran Global :
1.Standardized Global Marketing (menawarkan bauran pemasaran yang sama pada semua potensial yang ingin dilayani).
2.Concentrated Global Marketing (merancang bauran pemasaran untuk menjangkau segmen tunggal dalam pasar global).
3.Differential Global Marketing (menargetkan dua atau lebih segmen pasar yang berbeda dan melayani mereka dengan bauran pasar yang berbeda pula).
Positioning Produk → Penamaan suatu produk agar produk tersebut melekat di benak konsumen.
Pendekatan Dalam Positioning Global :
1. High Tech Positioning (Komputer, Vide, Mobile)
2. High Touch Positioning (Citra Konsumen), dimana :
a. Menonjolkan manfaat suatu produk
b. Memiliki nilai “nature” dan memiliki “global Appeal (village)”
c. Matearialism (kemakmuran), heroism (universal).
Konsep Positioning :
Proporsi Nilai :
Strategi Pengembangan Penentuan Posisi :

2.3 PROMOTION
Dalam materi ini, kami hanya akan memaparkan tentang strategi promosi. Dimana strategi promosi ini berupa iklan, promosi penjualan, penjulan personal dan hubungan masyarakat (public relation/PR), semuanya digunakan untuk membantu organisasi berkomunikasi dengan konsumennya, menjalin kerjasama antarorganisasi, masyarakat, dan sasaran lainnya. Strategi promosi memainkan peran penting dalam menempatkan posisi produk di mata dan benak pembeli. Promosi memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk pembeli serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian. Ratusan juta dolar dihabiskan untuk kegiatan promosi setiap tahun. Hal ini mendasari pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan promosi secara efektif dan efisien.
Jenis-jenis Promosi :
1. Promotion masal
- Public relation
- Event
Olimpic Day rum
Fitness fun with Ronald Mcdonal
- Iklan
Iklan media cetak
Iklan TV
2. Personal
- Sales Promotion
Catalog Menu
Brosur
Discount
Mcd Value lunch
VIP card
Gift

Mcd Value Ramadan
Mcd delivery coupons
Ramadan goodies
- Direct Marketing
Delivery Service
Drive Thru
2.4 Pengertian Public Relation
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas (bahasa Inggris: public relation) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan. Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah :
Membuat kesan (image)
Pengetahuan dan pengertian
Menciptakan ketertarikan
Penerimaan
Simpati
Humas adalah kegiatan komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah dan timbal balik. Posisi Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara keduanya.

Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.
2.5 Perusahaan Global yang memakai promosi “Public Relation (PR/Event)”
Profile McDomald’s
McDonald's Corporation NYSE: MCD (di Indonesia terkenal dengan sebutan McD, dibaca Mek-di) adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. Hidangan utama di restoran-restoran McDonald's adalah hamburger, namun mereka juga menyajikan minuman ringan, kentang goreng, filet ayam dan hidangan-hidangan lokal yang disesuaikan dengan tempat restoran itu berada.
Bisnis perusahaan ini dimulai di tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh Dick dan Mac McDonald, di San Bernardino, California. Mereka memperkenalkan "Speedee Service System" pada tahun 1948, yang kemudian menjadi pinsip dasar restoran siap-saji moderen. Maskot awal McDonald's, yang bernama Speede, adalah seorang pria dengan kepala berbentuk hamburger yang menggunakan topi koki. Speede kemudian digantikan oleh Ronald McDonald di tahun 1963.
McDonald's saat ini tidak menjadikan tahun 1940 sebagai tahun kelahiran restoran McDonald's. Mereka memilih 15 April 1955, ketika Ray Kroc membeli lisensi waralaba McDonald's dari Dick dan Mac di Des Plaines, Illinois, sebagai hari kelahirannya. Kroc kemudian membeli saham dari McDonald's bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Saham McDonald's mulai dijual kepada publik tahun 1965.
Sifat agresif yang dimiliki Kroc bertentangan dengan keinginan McDonald bersaudara. Kroc dan McDonald bersaudara bertikai untuk mengontrol bisnis ini, namun akhirnya McDonald bersaudara lah yang pergi meninggalkan perusahaan. Pertikaian ini didokumentasikan baik dalam otobiografi Kroc maupun otobiografi McDonald bersaudara. Situs di mana McDonald bersaudara pertama kali mendirikan restoran kini dijadikan monumen.
Dengan ekspansi agresifnya ke seluruh penjuru dunia, McDonald's dijadikan sebagai simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika.
Sampai pada tahun 2004, McDonald's memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700 orang.
Lambang McDonald's adalah dua busur berwarna kuning yang biasanya dipajang di luar rumah-rumah makan mereka dan dapat segera dikenali oleh masyarakat luas.

Restoran McDonald's pertama di Indonesia terletak di Sarinah, Jakarta dan dibuka pada 23 Februari 1991. Berbeda dari kebanyakan restoran McDonald's di luar negeri, McDonald's juga menjual ayam goreng dan nasi di restoran-restorannya di Indonesia.
























BAB III
STUDI KASUS

3.1 Including event Mc Donald’s
Kasus 1
“Latin Grammy Award di Florida Selatan, Dallas, Los Angeles dan New York”
McDonald's adalah sebuah perusahaab yang akan menjadi sponsor Latin Grammy Award dengan sejumlah kegiatan promosi, mencangkup juga tur, karnival dan doorprize.
Perusahaan ini membuat sebuah museum berjalan untuk mengenang beberapa artis terkenal dari latin. The Museo de la Música McDonald's mendatangi beberapa pasar di tujuh bulan ini untuk memberikan pengunjung artefak dari Latin Celia Cruz, Selena, Tito Puente, El Gran Combo. Termasuk juga Gitar Gibson Pod Station, yang menawarkan berbagai demonstrasi musik, dan beasiswa di mana peserta dapat memperoleh informasi tentang program-program tertentu.
Di luar acara tersebut, McDonald's menjadi tuan tumah Latin Grammy Street dan berkerjasama dengan artis – artis terkenal yang berasal dari latin. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 30 September di Chicago bertempat di Florida Selatan, Dallas, Los Angeles dan New York yang berakhir pada 28 Oktober.
Ini adalah tahun kedelapan dari Latin Grammy Award. Acara ini berlangsung pada 8 November di Las Vegas.
McD melakukan sposnsor yang salah satunya adalah doorprize, dimana McD akan mengirim hadiah kepada 10 ribu pemenang dalam suatu perjalanan untuk menghadiri Grammy yang akan diselenggarakan. Hadiah yang disediakan termasuk tiket pesawat, akomodasi hotel untuk dua malam dan uang tunai sebesar $ 500.
Kasus 2
“Acara Sahur Yuk Sahur di Indonesia”
Contoh promosi McD yang menggunakan PR adalah mensponsori acara “ sahur yuk sahur “ di Tv7 ( trans 7 ). Acara ini tayang pada pukul 02.30 – 04.30 WIB dengan pembawa acara Vincent dan Desta ( Club80’s ). Dalam acara tersebut, menggunakan konsep radio yang dimana Vincent dan Desta menjadi penyiarnya.
Berikut adalah bentuk – bentuk sponsorship McD dalam acara sahur yuk sahur adalah :

Penayangan iklan McD di setiap jeda acara.
Pengucapan password dalam quiz interaktive menggunakan slogan McD yaitu ” i’m Lovin it ”
Pemajangan marchendise dan atribut produk layout McD dalam layout studio.
Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari PR atau event promotion yang dilakukan oleh McD. Tujuan dari sponsorship tersebut adalah menarik konsumen untuk sahur atau makan saat bulan ramadhan dengan produk McD.
3.2 Analisis
Tujuan dari kedua event tersebut sama secara global, dimana McD ingin lebih mempromosikan produknya dengan cara lebih dekat lagi dengan konsumen dimana konsumen McD tidak terbatas oleh usia, dimana semua kalangan dapat menikmatinya.
Manfaat untuk McD dalam kasus pertama.
Brand McD merjadi lebih baik di mata konsumen Latin khusunya dan masyarakat dunia umumnya, karena McD menjadi sponsor bahkan menjadi tuan rumah pada suatu acara besar yaitu Grammy Awards yang diadakan di daerah Amerika Latin.
Selain itu, McD pun mendapatkan profit yang cukup besar dari acara tersebut, hal ini terbukti dari berkesinambungannya McD menjadi sponsor pada acara Grammy awar tersebut, hingga mencapai grammy award ke- 8.
Manfaat McD dalam kasus kedua.
Meningkatkan konsumerisme masyarakat dalam pembelian McD dimana dengan adanya acara ini membuktikan bahwa McD dapat melakukan delivery kapanpun termasuk pada waktu sahur.
Perbandingan event pada kasus pertama dan event pada kasus kedua
Menurut kami event pada kasus pertama ( acara Grammy ) yang diselenggarakan oleh McD cukup sukses, sedangkan pada kasus kedua promo yang dilakukan oleh McD kurang berhasil karena acara yang diselenggarakan tidak berkesinambungan, itu membuktikan bahwa Public Relation McD di luar negeri jauh lebih baik daripada public relation yang terdapat di Indonesia.
3.3 Tanggapan
Mc Donald’s merupakan perusahaan yang telah mendunia sebagai restoran cepat saji yang kini banyak digemari anak-anak hingga orang tua. Disini jelas terlihat bahwa humas Mc Donald’s mampu membuat ketertarikan bagi konsumen baik dari produk yang dihasilkan maupun pelayanan yang cepat tanggap. Selain itu humas Mc Donald’s mampu menyelenggarakan maupun mensponsori acara-acara yang bersifat sosial sehingga mampu menarik simpati konsumen.
Hampir di setiap kota-kota besar di dunia Mc Donald’s selalu hadir dengan menu-menu yang disesuaikan dengan gaya hidup yang ada di kota tersebut. Mc Donald’s juga mampu mengalahkan para pesaingnya yang semakin banyak di setiap negara. Ini semua membuktikan bahwa sasaran humas dari Mc Donald’s adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas Mc Donald’s mampu membina hubungan harmonis dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara keduanya.





















BAB IV
KESIMPULAN

Proporsi nilai McDonald’s dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Manfaat Fungsional : Hamburger, kentang goring, minuman ringan, dan makanan lainnya yang bercita rasa ; bonus ekstra seperti tempat bermain, hadiah dan games ;
2. Manfaat Emosional : Bagi anak-anak (rasa senang lewat kebahagiaan pesta ulang tahun, relasi dengan karakter-karakter terntentu, dan saat-saat istimewa keluarga); bagi orang dewasa ( kehangatan dalam acara-acara dan pengalaman keluarga yang diperkuat dengan iklan);
3. Manfaat Ekonomik : biaya rendah, value for money.
4. McD menggunakan Public Relation sebagai media promosi untuk labih menanamkan brand nya di benak konsumen di seluruh dunia.
















DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com

http://www.wikipedia.com

http://www.yahoo.com

Informasi tentang sponsor dan Grammy tersedia di www.meencanta.com