Rabu, 21 Maret 2012

Persiapan dalam penulisan ilmiyah

Penulisan Karya Ilmiah

Teknik Penyusunan Karya ilmiah

Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah.

Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap Persiapan.
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian.

1.Tahap Persiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
i. Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
ii. Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
iii. Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
iv. Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
v. Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
vi. Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.

b. Pembatasan topik atau penentuan judul
i. Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
ii. Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
iii. Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).

c. Pembuatan kerangka karangan (outline)
i. Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
ii. Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
iii. Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.

2. Tahap penulisan data
a. Pencarian keterangan dari bhn bacaan atau referensi.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d. Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.

3. Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan
a. Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.

4. Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing), tahap ini bertujuan untuk :
a. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

5. Tahap Penyajian
a. Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
i. Segi kerapian dan kebersihan.
ii. Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
iii. Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan Penelitian
Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu :
(1) bagian pembuka
(2) bagian inti dan
(3) bagian penutup.

Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
Judul.
Halaman judul.
Halaman pengesahan.
Halaman penerimaan.
Kata pengantar.
Abstrak.
Daftar isi.
Daftar tabel.
Daftar grafik, bagan atau skema.
Daftar singkatan dan lambang.

Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.

Bagian inti merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian inti inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.

Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan

Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.

Metodologi Penelitian
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.

Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Simpulan dan Saran
Simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
Bagian penutup pada umumnya terdiri dari (1) daftar pustaka, (2) lampiran, serta (3) daftar indeks dan atau glosarium.
Daftar pustaka merupakan hal yang wajib dicantumkan, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila diperlukan. Daftar pustaka yang dimasukkan adalah hanya yang signifikan dan terkait dengan penelitian, baik dalam bentuk bahan cetakan, elektronik atau seminar. Daftar Pustaka yang disusun sesuai standar internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrumen penelitian, seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Penulisan indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan Indeks ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut.

Kegiatan Belajar 2: Sistematika dan Cara Penyusunan Makalah

Rangkuman
Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling sederhana di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah, yang juga terdiri dari bagian pembuka, inti dan penutup.

Bagian pembuka pada penulisan makalah sangat sederhana dan umumnya dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat, pada umumnya antara 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang dikenakan maka pada makalah tidak lazim disertakan keterangan, misalnya “Daftar Isi” dan “Kata Pengantar”.

Bagian inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat.

Bagian penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian.

SIKAP ILMIAH

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .

Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat

Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara ;ain :

Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.

Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah sebagai berikut :
Selalu meragukan sesuatu.
Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
T e k u n.
Suka pada sesuatu yang baru.
Mudah mengubah pendapat atau opini.
Loyal etrhadap kebenaran.
Objektif
Enggan mempercayai takhyul.
Menyukai penjelasan ilmiah.
Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
Menyadari perlunya asumsi.
Pendapatnya bersifat fundamental.
Menghargai struktur teoritis
Menghargai kuantifikasi
Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan,
Dapat menerima pengertian generalisasi

Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah
Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.
Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
- salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
- salah dalam menyusun struktur pelaporan,
- salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
- salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
- penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
- tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
- tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).

Ciri – ciri karya ilmiyah

Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Macam-macam Karya Ilmiah
Artikel Ilmiah Popular
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah.
 Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

Contoh kata ilmiah kata popular :
analogi kiasan
anarki kekacauan
bibliografi daftar pustaka
biodata biografi singkat
definisi batasan
diskriminasi perbedaan perlakuan
eksentrik aneh
final akhir
formasi susunan
format ukuran
friksi bagian, pecahan
indeks penunjuk
konklusi kesimpulan
kontemporer masa kini, mutakhir
kontradiksi pertentangan
menganalisa menguraikan
prediksi ramalanpasien orang sakit

Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah.

Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.

Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.

Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana.

Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.

Pengertian Karya tulis Ilmiah dan Contohnya

Pengertian Karya tulis Ilmiah dan Contohnya adalah :

Karya tulis yang memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi syarat keilmuan,yaitu:
1.Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
2.Menggunakan metode berpikir ilmiah.
3.Sosok tulisan keilmuan

Jenis-jenis kaarya tulis ilmiah
A.Buku Pelajaran Dikatakan sebagai karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena memilikikebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu.

Makalah
Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup permasalahan.
Ciri-ciri makalah
1.Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan.
2.Mendemonstrasikan pemahaman teoritik dan kemampuan menerapkan prosedur, prinsip dan teori yang berhubungan dengan permasalahan
3.Menunjukkan kemampuan pemahaman isi dan berbagai sumber yang digunakan.
4.Mendemonstrasikan kemampuan menyusun berbagai sumber informasidalam satu kesatuan sintesis yang utuh.
Makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah
1.Common paper,
makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan mengemukakan berbagai aliran dan pendapat serta diperlukan argumentasi untuk mempertahankan suatu aliran atau pendapat tersebut.
2.Position paper,
makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan pengetahuan serta di pihak mana penulis berdiri dan diperlukan sintesis juga evaluasi dalam penyusunannya.


Laporan Hasil Penelitian
Merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan atau bisa dikatakan sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan penelitian. Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik, maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi, tesis atau disertasi.

contoh
Fungsi karya ilmiah bagi karier guru
Fungsi karya tulis ilmiah bagi karir guru adalah mereka yang berkehendak memperdalam pengetahuan dan kemampuan dalam mengembangkan profesidan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Selain itu karya tulis ilmiah dapat dijadikan sebagai sarana untuk kenaikan pangkat atau jabatan yang lebih tinggi. Kaitan pengembangan profesi guru dengan karya tulis ilmiah Penulisan karya tulis ilmiah dapat dijadikan sarana untuk pengembangan profesi guru. Jadi jika seorang guru ingin menaikkan pangkatnya, maka ia harus menulissebuah karya tulis ilmiah.Dengan angka kredit yang berbeda-beda, diantaranya:
1.Untuk makalah yang berisi ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pendidikan.
a. Dalam bentuk buku yang dipublikasikan (angka kreditnya)
b. Dimuat dalam majalah ilmiah (angka kreditnya 4)
c. Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk buku (angka kreditnya 7)
d. Dalam bentuk makalah tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikanperpustakaan sekolah (angka kreditnya 3,5)
e. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasidi bidang pendidikan:
1) Dalam bentuk buku dan dipublikasikan (angka kreditnya 12,5)
2) Dalam majalah ilmiah yang dipublikasikan (angka kreditnya 6)
3) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaansekolah dalam bentuk buku (angka kreditnya4) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaansekolah dalam bentuk makalah (angka kreditnya 4)
1.Buku pelajaran atau modul
a.Bertaraf nasional (angka kreditnya 5)
b.Bertaraf provinsi (angka kreditnya 3)
c.Diktat pelajaran (angka kreditnya 1)
d.Karya terjemahan buku pelajaran atau karya ilmiah yangbermanfaat bagi pendidikan (angka kreditnya 2,5)Angka kredit diatas diperuntukan bagi perseorangan.
Bila kelompok, makapenulis utama mendapat 60% dan penulis pembantu mendapat 40% dandibagi rata yang jumlahnya tidak lebih dari 5 orang
Kiat-kiat jadi penulis
1.Mempunyai cita-cita untuk menjadi penulis.
2.Banyak membaca.
3.Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.Sering berlatih menulis.
5.Mencoba mengirimkan tulisan ke media cetak.

Membuat karya tulis ilmiah:
Kriteria pemilihan permasalahan
1.Untuk memulai menulis harus diawali dengan mengangkat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, mulai dari permasalahan yang sederhana sampai ke permasalahan yang paling kompleks.
2.Ruang lingkup permasalahan haru dari yang kecil sampai lingkup yang besar, serta dari lingkup terbatas sampai lingkup terluas.
3.Permasalahan yang diangkat harus merupakan masalah yang actual penting dan perlu.
Setelah menetapkan kriteria permasalahan yang akan diangkat, langkah selanjutnya adalah:
1.Membuat daftar permasalahan yang timbul dalam benak pemikiransendiri.
2.Dari daftar permasalahan tersebut, buatlah skala prioritas dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan:
1) Apakah masalah ini berguna atau cukup penting untuk saya persoalkan?
2) Apakah masalah ini akan menghasilkan sesuatu yang baru?
3) Apakah masalah cukup menarik perhatian?
4) Apakah masalah tersebut cukup terbatas, artinya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit?
5) Apakah masalah yang dipilih didukung data dan keterangan-keteranganyang berhubungan dengan pokok persoalan.
6) Apakah masalah ini dapat diselesaikan dengan fasilitas dan kemampuan yang dimiliki? Untuk membuat konsep yang akan dijadikan acuan, maka harus dibuat garisbesar penulisan ( outline ), karena outline akan menjadi pedoman penulisan yang nantinya akan menghasilkan karya yang lebih baik dan sistematis.
Konsep tualisasi dan pengembangan gagasan:
Pengelompokkan masalah kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Pendidikan 5. Budaya
2. Ekonomi 6. Kesehatan
3. Politik 7. Keamanan

Contoh Karya Ilmiah ( Kenakalan Remaja )
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Peralihan masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kehawatiran bagi para orang tua. Bagi remaja, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orang tua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa dimana sedang beralihnya masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur antara 15-18 tahun. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian singkat tersebut diatas maka muncul beberapa persolan yang tentunya sangat menarik sekali untuk dibahas demi mencari titik temu permasalahan, persolan tersebut dirangkum dalam bebarapa rumusan masalah yang akan dibahas nantinya dalam bab berikutnya, rumusannya yaitu :

Siapakah anak dan remaja itu ?
Bagaimana masa remaja itu ?
Apa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja ?
Apa akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja tersebut ?
Bagaimana upaya penaggulangannya?

C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui seberapa kuat efek pergaulan dalam kehidupan para remaja.
2. Mengetahui seberapa kuat pengaruh dari orang tua, peran masyarakat, dan media pendidikan dalam membentuk kepribadian para remaja.
3. Mengetahui cara-cara pencegahan dan penyebaran terhadap pengaruh pergaulan para remaja.
4.Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia.

D.MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini juga bermanfaat untuk :
1. Memberikan informasi ke orang tua bahwa penulisan ini dapat digunakan untuk menyikapi, menanggulangi, dan menyadarkan kepada anak dan anak didiknya.
2. Memberikan semangat baru dalam pendidikan pergaulan remaja, termasuk di rumah dan lingkungan pergaulannya.
3. Memberikan pengetahuan yang lebih baru dan lebih luas tentang remaja.
4. Memberikan rasa lebih berhati-hati dan lebih peduli dengan lingkungan pergaulannya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut ;

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Kenakalan Remaja
B. Jenis-jenis Kenakalan Remaja
C. Permasalahan Remaja Masa Kini
D. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja
E. Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Kenakalan Remaja
F. Pendekatan Dan Pemecahan Masalah



BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

By : cobacaritahu.blogspot.com