Struktur
Laporan
Seperti halnya karangan
pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik dan
sistematis. Bentuk yang baik bertalian dengan teknik penulisan, sedangkan
struktur bertalian dengan organisasinya. Oleh sebab itu struktur laporan
terutama yang berbentuk buku, harus dilengkapi oleh unsur-unsur yang baku.
Unsur-unsur struktur laporan yang umum berlaku dalam penyusunan laporan, antara
lain :
1) Halaman judul
2) Daftar penyerahan
3) Daftar isi
4) Intisari atau
abstrak
5) Pendahuluan
6) Isi laporan
7) Simpulan dan saran
8) Apendiks
9) Bibliografi
Format
laporan
Format laporan pada
umumnya memiliki unsur-unsur yang terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Bagian awal
a) Halaman sampul
(cover)
Halaman sampul (cover)
memuat judul laporan, yaitu diletakkan ditengah halaman dengan bentuk dan
ukuran huruf yang proporsional . Yang kedua adalah logo, lambang badan lembaga
atau institusi, yaitu diletakkan di tengah asal judul dengan ukuran sesuai ketentuan.
Di bawah judul dicantumkan nama krtua atau anggota tim pembuat laporan dan
ditulis lengkap dengan atau tanpa gelar kesarjanaan. Selanjutnya adalah nama
badan, lembaga atau institusi. Dan yang terakhir adalah tahun penulisan
laporan.
b) Halaman judul
Halaman judul berisi
hal-hal yang sama seperti halaman sampul (cover).
c) Halaman pengesahan
Halaman pengesahan
antara lain memuat : Judul lapor, identitas laporan lengkap dengan daftar nama
ketua dan anggota tim pembuat laporan dan tanggal pengesahan laporan yang
ditandai oleh tanda tangan ketua tim pembuat laporan serta tanda tangan
pimpinan badan, lembaga atau institusi.
d) Prakata
Prakata memuat
penjelasan singkat latar belakang dan tujuan kegiatan yang dilaporkan. Selain
itu, juga dicantumkan ucapan terimakasih kepada pihak (perorangan dan lembaga)
tertentu yang membantu proses kegiatan sejak persiapan hingga penulisan
laporan. Dalam prakata sedapat mungkin dihindari hal-hal yang bersifat ilmiah.
e) Daftar isi
Daftar isi memuat
gambaran secara menyeluruh tentang isi laporan yang dapat menuntun pembaca
apabila ingin melihat langsung bagian tertentu. Daftar isi memuat urutan judul,
subjudul, dan subjudul-subjudul yang lebih kecil beserta nomor halaman.
f) Daftar tabel (jika
ada)
Daftar tabel memuat
urutan judul tabel serta nomor halaman.
g) Daftar gambar (jika
ada)
Daftar gambar memuat
urutan judul gambar dan nomor halaman.
h) Daftar Lampiran
(jika ada)
Daftar lampiran memuat
urutan judul lampiran dan nomor halaman.
1) Abstrak atau
Intisari
Abstrak atau intisari
ditulis bahasa Indonesia. Tulisan ini merupakan pembukaan laporan, yang umumnya
tidak lebih dari lima ratus kata, spasi rapat, berisi : tujuan utama dan
lingkup kegiatani, penjelasan singkat metode yang digunakan, ringkasan faktual hasil
pelaksanaan kegiatan, dan simpulan utama.
2) Bagian Isi
a) Bab Pendahuluan
Pendahuluan memuat
deskripsi latar belakang: alasan-alasan mengapa kegiatan yang dilakukan penting
dan menarik. Rumusan masalah hendaknya dimasukkan ke dalam konteks atau teks
dengan cara mengidentifikasi studi-studi yang relevan dalam kegiatan yang
dilakukan. Selain itu, dalam bab ini juga dicantumkan rumusan tujuan kegiatan.
Hal utama yang perlu dihindari dalam penyusunan pendahuluan adalah
kecenderungan penulis laporan untuk membuat pendahuluan menjadi suatu ulasan
(review) yang sangat panjang yang terlalu banyak mengulas bahan pustaka.
Struktur umum susunan
subbab dalam bab pendahuluan terdiri atas latar belakang dan masalah, tujuan
dan manfaat kegiatan, ruang lingkup kegiatan, metode dan langkah kerja
kegiatan, landasan teori, dan sistematika penulisan laporan. Penjelasan ringkas
berkenaan dengan uraian isi tiap-tiap subbab adalah latar belakang dan masalah,
subbab ini memuat fakta, data, asumsi, statemen (pernyataan), dan
informasi-informasi tertentu yang secara objektif dan rasional menjadi
faktor-faktor penyebab pentingnya suatu kegiatan dilakukan. Faktor-faktor
tersebut sekaligus merupakan alasan-alasan yang secara objektif dan rasional
juga meyakinkan pembaca bahwa kegiatan tersebut penting dan menarik. Uraian
subbab ini diakhiri dengan rumusan masalah yang jumlahnya bisa lebih dari satu.
Lazimnya rumusan masalah tersebut dinyatakan secara eksplisit dalam bentuk
kalimat pertanyaan, yang bersifat problematik.
Tujuan dan manfaat
kegiatan, tujuan penelitian dirumuskan berdasarkan masalah-masalah yang ada
sehngga rumusannya berkorelasi dengan rumusan masalah. Rumusan tujuan kegiatan
dinyatakan secara eksplisit dalam formulasi kalimat yang operasional. Artinya,
pemecahannya harus didasarkan pada parameter yang jelas, serta dapat dikerjakan
dengan metode, teori, dan teknik tertentu.
Ruang lingkup kegiatan,
subbab ruang lingkup memuat paparan tentang subjek dan objek kegiatan Juga
memuat paparan aspek/segi/unsur kegiatan yang akan dilakukan, serta
relevansinya dengan tujuan kegiatan.
Metode dan langkah
kerja kegiatanSubbab ini merupakan bagian penting sebuah kegiatan. Dalam subbab
ini diuraikan metode yang dipilih sesuai dengan tujuan kegiatan. Adapun langkah
kerja kegiatan yang umum dilakukan didasarkan pada tahap-tahap umum sebuah
kegiatan, yaitu tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyajian
laporan hasil kegiatan. Hal yang perlu diperhatian dalam pelaksanaan kegiatan
adalah sebagai berikut : Bentuk kegiatan hendaknya dijelaskan identifikasinya
secara lengkap, Metode dan teknikl yang digunakan harus dijelaskan kaitan
(relevansinya) dengan tujuan kegiatan, dan Langkah-langkah kegiatan hendaknya
dijelaskan selengkap-lengkapnya tahapan kegiatan, serta rincian pelaksanaannya
pada setiap tahap tersebut. Dalam hal ini adalah desain kegiatan.
Sistematika penulisan
laporan Subbab sistematika penulisan laporan memuat urutan penyajian laporan
proses dan hasil kegiatan secara ringkas dan sistematik. Diawali dengan bab 1
pendahuluan berikut subbab-subbabnya, kemudian bab 2 proses pelaksanaan
kegiatan berikut subbab-subbabnya, dan begitu seterusnya hingga bab akhir
berupa penutup, daftar pustaka, dan lampiran.
b) Bab pembahasan atau
pelaksanaan kegiatan
Bab
pembahasan/pelaksanaan kegiatan memuat seluruh proses pelaksanaan kegiatan,
berupa uraian penerapan metode dan teknik pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasaran kegiatan. Caranya dengan memisahkan pembahasan/pelaksanaan kegiatan
dalam beberapa bab terpisah sesuai dengan ruang lingkup kegiatan atau sasaran
kegiatan
c) Bab Penutup
Bab ini terdiri dari
subbab simpulan dan subbab saran yang dipaparkan secara terpisah. Simpulan
merupakan pernyataan singkat dan tepat penjabaran proses dan hasil
pembahasan/pelaksanaan kegiatan untuk menunjukkan pencapaian tujuan kegiatan.
Penulisan simpulan disusun secara runtut sesuai urutan tahapan kegiatan. Dalam
hal ini, simpulan yang merupakan jawaban terhadap masalah utama kegiatan
hendaknya dipaparkan terlebih dahulu, baru kemudian secara berurutan dipaparkan
simpulan-suimpulan lain sesuai derajat keutamaannya.
Saran disusun
berdasarkan pertimbangan dan pengalaman penulis dan ditujukan kepada pihak
lain, terutama penerima laporan, agar mendapat tanggapan lebih lanjut.
3) Bagian akhir
a) Daftar pustaka
Di bagian ini
dicantumkan semua pustaka yang dirujuk sebagai referensi kegiatan. Tata cara
penulisan daftar pustaka dimulai dengan nama pengarang yang disusun ke bawah
menurut abjad. Dalam urutan ke bawah tidak ada perbedaan antara buku dan
majalah/jurnal/bulletin, perbedaannya terletak pada penulisan huruf dan tanda
bacanya. Hasil wawancara dapat digunakan sebagai daftar pustaka apabila telah
ditranskripsikan dalam bentuk tulisan yang diberi judul. Adapun daftar pustaka
yang bersumber dari internet cara penulisannya diatur secara khusus dalam tata
tulis tersendiri. Pada umumnya urutan cara penulisan daftar pustaka untuk buku
dan majalah adalah buku : nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, jilid,
kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Judul buku menggunakan huruf miring
(Italic), tanpa diapit tanda kutip. Majalah atau koran : nama pengarang, tahun
penerbitan, judul tulisan, nama majalah, hari/minggu, tanggal, tahun terbit,
nomor halaman, dan nomor kolom. Judul tulisan atau artikel ditulis dalam tanda
kutip, nama majalah/koran ditulis dengan menggunakna huruf miring. Makalah :
nama pengarang, tahun penulisan, judul makalah, nama kegiatan (seminar,
diskusi, lokakarya, dan lain-lain), tanggal pelaksanaan kegiatan, institusi
pelaksana kegiatan. Judul makalah ditulis dalam tanda kutip.
Artikel dalam kumpulan
karangan : nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama penyunting,
judul kumpulan karangan, nama kota penerbitan, nama penerbit. Judul artikel
ditulis dalam tanda kutip dan judul kumpulan karangan ditulis dengan huruf
miring. Internet : nama pengarang, tahun penulisan, judul karangan, nama situs,
tanggal/ bulan/ tahun, nomor halaman, judul karangan dalam tanda kutip, nama
situs ditulis dengan munggunakan huruf miring.
Tidak semua bidang ilmu
menganut cara penulisan daftar pustaka yang sama. Oleh karena itu, pembuat
laporan hendaknya berkonsultasi dengan konsultan untuk menyesuaikan cara
penulisan daftar pustaka dengan bidang ilmunya masing-masing.
b) Lampiran
Lampiran memuat materi
yang bukan merupakan faktor utama dalam mengartikan hasil pelaksanaan kegiatan,
sifatnya hanya melengkapi bagian utama laporan kegiatan. Lampiran harus
tersedia apabila diperlukan pemeriksaan kembali terhadap analisis pelaksanaan
kegiatan. Lampiran tidak perlu mencantumkan semua data bahan/materi/data yang
terkumpul selama pelaksanaan kegiatan.
Menulis
Laporan
Dalam kegiatan ilmiah
akademik yang dimaksud laporan adalah dokumen yang menyampaikan informasi
mengenai sebuah masalah yang telah atau sedang diteliti dalam bentuk
fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Pengertian konseptualnya laporan adalah suatu cara komunikasi yang dilakukan
seseorang (penulis laporan) untuk menyampaikan informasi kepada seseorang,
badan atau lembaga karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sebenarnya
laporan merupakan suatu bentuk dokumen yang sangat bervariasi sehingga sulit
diberikan suatu batasan pengertian yang jelas. Variasi-variasi itu dapat dalam
bentuk angka-angka, isian formulir, surat, gambaran perkembangan suatu keadaan,
dan ada pula yang berbentuk buku.
Laporan merupakan unsur
yang sangat penting dan strategis dalam konteks komunikasi formal tertulis
karena berkaitan dengan pemberitahuan, keputusan maupun kebijakan-kebijakan
yang harus seringkali harus ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, untuk memudahkan
pemahaman isi (maksud dan tujuan) laporan bagi pembaca, pembuat laporan harus
memperhatikan sungguh-sungguh tujuan pembuatan laporan.
Dasar-dasar Laporan
Sebuah laporan selalu
bertolak dari dasar-dasar yang pasti, yaitu pihak yang memberi laporan, pihak
yang menerima laporan serta sifat dan tujuan laporan. Dalam hal ini yang
dimaksud pemberi laporan adalah pihak (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/
lembaga tertentu) yang bertanggung jawab melaporkan proses dan hasil kegiatan
yang sedang atau telah dikerjakan kepada pihak lain (bisa perseorangan,
kelompok, atau badan/ lembaga tertentu), diminta maupun tidak diminta.
Misalnya, seorang siswa melaporan proses dan hasil kegiatan praktikum mata
pelajaran tertentu di laboratorium yang ditujukan kepada guru mata pelajaran
yang bersangkutan; atau seorang mahasiswa melaporan proses dan hasil penelitian
ilmiah sebagai tugas akhir dalam bentuk skripsi, tesis, atau disertasi yang
ditujukan kepada pihak fakultas atau universitas.
Yang dimaksud penerima
laporan adalah pihak (bisa perseorangan atau badan/ lembaga tertentu) yang
menugasi pihak lain (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/ lembaga tertentu)
untuk melakukan suatu kegiatan tertentu sehingga pihak penugas perlu mendapat
laporan atas proses dan hasil pelaksanaan tugas tersebut. Hubungan pertalian
yang berbeda antara pelapor dan penerima laporan biasanya akan memberi warna
yang berbeda pula dalam hal gaya, isi, dan tujuan laporan yang akan dibuat.
Tujuan Laporan
Yang dimaksud tujuan
laporan adalah memerikan secara lengkap dan objektif proses dan hasil suatu
kegiatan yang sedang atau telah dilaksanakan agar dapat dipahami, dimanfaatkan,
atau ditindaklanjuti oleh seseorang atau badan/lembaga lain. Tujuan sebuah
laporan sangat bergantung pada siatuasi yang ada antara pemberi dan penerima
laporan. Apabila pemberi laporan ditugasi oleh pihak lain untuk melakukan
kegiatan tertentu, maka tujuan laporan lebih ditentukan oleh penerima laporan
sesuai tugas yang dibebankan tersebut. Sebaliknya, apabila pemberi laporan
tidak sedang ditugasi oleh pihak lain, maka tujuan laporan ditentukan sendiri
oleh pemberi laporan sesuai usulan yang diajukannya. Tujuan laporan pada
umumnya ialah untuk :
1) Mengambil suatu
keputusan
2) Untuk mengatasi atau
memecahkan suatu masalah
3) Mengetahui
perkembangan suatu keadaan
4) Menentukan langkah
atau strategi memperbaiki suatu keadaan
5) Menemukan gejala
atau fenomena suatu objek dan keadaan sehingga diperoleh langkah tepat atau
strategis untuk mengatasi suatu permasalahan.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, pemberi laporan harus memperhatikan tujuan laporan yang
dikehendaki, sehingga arah, ilustrasi, rincian, serta paparan proses dan hasil
pelaksanaan kegiatan dapat tepat sebagaimana yang dikehendaki tujuan akhir
laporan.
Sifat Laporan
Ukuran baik atau
buruknya sebuah laporan sebenarnya bergantung pada keberhasilannya dalam memenuhi
fungsinya, yakni memberi kejelasan dan mempersuasi pemikiran pembaca
sebagaimana yang dikehendaki laporan tersebut. Untuk memenuhi fungsi tersebut,
sebaiknya pemberi laporan memperhatikan secara seksama beberapa kriteria yang
menunjukkan sifat-sifat sebuah laporan. Beberapa kriteria itu antara lain :
1) Bahasa harus baik
dan benar, jelas, serta efektif
2) Isi harus urut dan
sistematik
3) Fakta, data, dan
bahan harus tepercaya
4) Harus mengandung
imajinasi
5) Isi harus lengkap
sesuai dengan ruang lingkupnya
6) Proses dan hasil
pembahasan harus objektif
7) Pemerian laporan
harus disajikan menarik.
Macam Laporan
Keraf dalam bukunya
Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa menuliskan bahwa umumnya laporan
dibuat sesuai kepentingan yang menyertainya. Ada laporan yang dibuat untuk
kepentingan dunia usaha, kepentingan dunia pendidikan, pemerintahan, dan
sebagainya. Bermacam-macam laporan itu digolong-golongkan sesuai dengan bentuk
dan maksudnya. Bermacam-macam laporan itu antara lain :
1) Laporan Perkembangan
dan Laporan Keadaan
Laporan perkembangan
(progress report) pada dasarnya berbeda dengan laporan keadaan (status report).
Secara etimologis laporan perkembangan adalah suatu laporan yang bertujuan
memerikan perkembangan suatu subjek atau objek pada saat tahap-tahap tertentu.
Pemerian perkembangan itu bisa berupa perubahan, peningkatan, atau tahap-tahap
tertentu yang telah tercapai. Adapun laporan keadaan berupa pemerian situasi
dan kondisi subjek atau objek pada saat laporan itu dibuat. Dengan demikian,
perbedaan dua bentuk laporan itu sebenarnya terletak pada aksentuasinya.
Laporan perkembangan menitikberatkan pada apa yang sudah terjadi sejak
permulaan sampai saat laporan itu dibuat, sedangkan laporan keadaan
menitikberatkan pada kondisi yang ada akibat dari kejadian-kejadian yang
berlangsung sejak permulaan hingga saat laporan itu dibuat.
2) Laporan Berkala
Laporan berkala disebut
juga laporan periodik. Laporan berkala dibedakan dari laporan-laporan lain
berdasarkan tujuannya. Laporan berkala adalah laporan yang dibuat dalam jangka
waktu tertentu, misalnya laporan tahunan, tengah tahunan, atau lima (5)
tahunan, dan seterusnya. Pada umumnya laporan ini dikaitkan dengan pelaksanaan
kegiatan yang berupa projek sehingga formatnya lebih sering berupa daftar
isian. Secara akumulatif laporan berkala ini menjadi bahan dasar laporan akhir.
3) Laporan Laboratoris
Pembuatan laporan
laboratoris bertujuan menyampaikan hasil percobaan atau penelitian yang
dilakukan dalam laboratorium. Mengingat begitu banyak jenis laboratorium, maka
format laporan ini sangat bervariasi bergantung pada format spesifik bidang
ilmu penelitian atau percobaan. Format laporan laboratorium medik tentu berbeda
dengan format laporan laboratorium industri, forensik, budaya, seni, dan
sebagainya. Laporan laboratoris biasanya digunakan sebagai petunjuk teoritis
dan teknis untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.
4) Laporan Hasil
Penelitian Ilmiah
Di antara bentuk-bentuk
laporan yang ada, laporan hasil penelitian ilmiah ini bersifat lebih khusus,
karena terikat oleh kaidah-kaidah baku, terutama dalam hal sistematika dan
ragam bahasanya. Sistematika penulisan laporan ini merujuk pada ketentuan yang
telah dibakukan dalam buku-buku pedoman penulisan karangan ilmiah yang banyak
sekali ditulis orang. Kententuan-ketentuan yang terdapat dalam buku-buku
pedoman itu prinsipnya tidak berbeda satu dengan lainnya. Kalau pun ada
perbedaan biasanya terletak pada kelengkapan-kelengkapan laporan, bukan pada
substansi dan tata urutnya. Kelengkapan-kelengkapan laporan yang berbeda itu
misalnya halaman-halaman daftar, lampiran-lampiran, dan sebagainya. Laporan
penelitian ilmiah ini biasanya berupa laporan tugas akhir dari suatu institusi
pendidikan, terutama di lingkungan pendidikan tinggi. Beberapa contoh laporan
ini antara lain skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.
5) Laporan Praktik
Kerja
Dalam hal sistematika
dan ragam bahasa yang digunakan antara laporan praktik kerja dan laporan
penelitian ilmiah prinsipnya tidak berbeda. Yang agak berbeda antara keduanya
adalah substansi dari sebagian isi. Dalam laporan praktik kerja terdapat bab
yang berisi deskripsi objektif tentang situasi dan kondisi lingkungan tempat
praktik kerja tersebut dilakukan, terutama menyangkut sejarah
badan/lembaga/institusi dan gambaran fisik tempat yang bersangkutan.
Bentuk Penyajian
Laporan
Menurut Keraf,
perbedaan bentuk-bentuk penyajian laporan terletak pada format, sistematika,
dan tujuan laporan. Berdasarkan tujuan pembuatan laporan sekurangnya-kurangnya
terdapat lima bentuk penyajian laporan, antara lain :
1) Laporan formal
2) Laporan semiformal
3) Laporan prosiding
4) Laporan antara
5) Laporan akhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar